Minggu, 12 Oktober 2008

ASAL MULA LITURGI ADVENT


ASAL MULA LITURGI ADVEN
oleh: Jeanne Kun

Perayaan untuk memperingati hari kelahiran para penguasa merupakan hal yang umum dilakukan pada zaman Kristus. Hari ulang tahun ini masih dirayakan secara luas, bahkan juga setelah orang yang dihormati itu meninggal. Maka sepantasnyalah bila umat Kristiani purba ingin menghormati tanggal kelahiran Penyelamat mereka, Tuhan Allah penguasa semesta alam.

Pada mulanya kelahiran Kristus dirayakan bersamaan dengan Epiphany,
pesta penampakan Kristus, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Tetapi
setelah masa terakhir dari masa penganiayaan orang Kristiani oleh
penguasa Romawi, sekitar tahun 330 Masehi, Gereja Roma menetapkan 25
Desember sebagai tanggal untk memperingati kelahiran Kristus. Untuk
beberapa lama beberapa Gereja Timur tetap merayakan pesta kelahiran
ini pada tanggal-tanggal yang berbeda, tetapi pada akhir abad ke 4,
tanggal yang ditetapkan oleh Roma diterima di seluruh dunia.

Ada berbagai penjelasan tentang pemilihan tanggal 25 Desember ini,
tetapi tidak ditemukan dokumen gerejani resmi yang berasal dari masa
itu yang memberikan alasan yang tepat. Yohanes Krisostomus dan
beberapa bapa Gereja purba keliru mempercayai 25 Desember benar-benar
merupakan tanggal lahir Kristus, dengan memastikan dari
catatan-catatan tentang sensus yang dilakukan Cyrinius. Meskipun
demikian, Gereja Roma tidak pernah secara resmi menyatakan bahwa
catatan-catatan sensus tersebut masih terdapat pada adad 4, yaitu pada
masa dimana tanggal kelahiran Yesus ditetapkan, bahkan gereja Roma
tidak pernah memberikan kesan bahwa tanggal kelahiran Kristus itu
dicatat. Kenyataannya tradisi yang berbeda-beda berlaku di
bagian-bagian yang berlainan di dunia kristen, karena tanggal yang
sebenarnya dari kelahiran Sang Juru Selamat tidaklah diketahui.

Sebuah penjelasan yang lebih baik didasarkan pada fakta bahwa bangsa
Romawi kafir merayakan hari pesta dewa matahari (Sol invictus:
Matahari yang tak terkalahkan) pada tanggal 25 Desember. Kemungkinan
besar Gereja Romawi memilih tanggal tersebut terutama dengan tujuan
supaya rakyat berbalik dari penyembahan kepada matahari menuju pada
penyembahan kepada Kristus Tuhan, "Surya Kebenaran" (Mal 3:20) dan
"Terang Dunia" (Yoh 9:5).

Dalam abad ke 5, Natal telah ditetapkan sebagai permulaan tahun
Gereja. Sedikit demi sedikit, berbagai persiapan bagi perayaan pesta
ini mulai dikembangkan. Catatan-catatan pertama tentang hal ini
ditemukan di Gereja Perancis yang mencatat bahwa pada tahun 490, Uskup
Perpetuus dari Tours mengeluarkan peraturan supaya umat berpuasa
selama tiga hari dalam seminggu dimulai pada tanggal 11 November, yang
merupakan hari raya St. Martinus dari Tours, sampai hari Natal. Inilah
yang dikenal sebagai 40 hari Puasa St. Martinus.

Kebiasaan untuk mengadakan puasa dan pertobatan sebelum Natal menyebar
ke seluruh Perancis, Spanyol dan Jerman, tetapi tanggal dimulainya
berbeda-beda dari daerah ke daerah, ada yang mulai tanggal 24
September dan ada yang baru mulai pada tanggal 1 Desember. Teks misa
masa prapaska dipakai selama masa pra-Natal di Gereja Perancis.

Baru abad ke 6 perayaan Adven muncul di Gereja Roma. Di sana masa ini
terdiri dari 4 atau 5 hari Minggu. Pada tahun 604, Paus Gregorius
Agung secara khusus memberikan khotbah Adven. Berbeda dengan Gereja
Perancis, Roma tidak mengadakan puasa. Masa Adven di Roma lebih
merupakan perayaan, masa yang pernuh kegembiraan mempersiapkan pesta
Natal, yang bersifat penitential.

Pada adab ke 8, Gereja Perancis menerima liturgi Roma, maka terjadilah
pertentangan antara sifat Adven Roma yang meriah dengan cara Perancis
yang melaksanakan pertobatan dan puasa yang cukup lama. Selama
beberapa abad terdapat kebimbangan. Dengan tibanya abad ke 10,
permulaan tahun Gereja dimulai pada minggu pertama dalam masa Adven
dan pada abad ke 13 suatu bentuk yang tetap bagi masa Adven telah
dibuat dan merupakan gabungan antara kedua tradisi itu: Roma menerima
puasa dan pertobatan yang berasal dari tradisi Perancis; dan kebiasaan
Roma yang mempunyai masa 4 minggu dan teks-teks liturgi Roma berlaku
selama masa 7 sampai 9 minggu seperti yang dilakukan di Perancis.
Liturgi Adven ini secara praktis berlaku selama 600 tahun, sampai
diadakan perubahan masa puasa pada th 1960 dan suatu revisi dibuat
bagi teks misa yang dipakai untuk ligurgi Adven setelah Vatikan II.

Sepintas lalu, mada masa Adven kelihatannya meragukan, dengan
peralihan antara kegembiraan merayakan kelahiran Sang Penyelamat yang
sudah lama dinantikan, dengan ketenangan karena memikirkan penghakiman
terakhir yang masih harus dihadapi. Tetapi pemahaman kita atas
beberapa arti Adven dapat membantu kita untuk melepaskan dan
menjelaskan rasa tegang yang kita rasakan. "Adven cenderung untuk
menjadi sesuatu antara pertobatan yang dilakukan pada masa prapaskah
dan kegembiraan masa Natal. Pada masa permulaan terjadinya Adven, St.
Hilarius terkenal karena menyebutnya sebagai "masa puasa Natal"...
Melalui peringatan dari kedatangan Kristus yang pertama, perhatian
kita dibimbing kepada pemikiran akan kedatanganNya yang kedua. Aspek
ganda dari masa Adven ini mempengaruhi pemilihan bacaan-bacaan Kitab
Suci

Bacaan Injil pada empat hari minggu Adven merefleksikan semangat dan
bentuk masa ini. Minggu pertama terpusat pada penghakiman akhir zaman
(tahun A - Mat 24:37-44; tahun B - Mark 13:33-37; tahun C - Luk
21:25-28, 34-36). Bacaan Injil pada Minggu ke II dan III menyajikan
pesan pertobatan Yohanes Pembaptis, suatu seruan untuk mempersiapkan
diri bagi penghakiman (tahun A - Mat 3:1-12; 11:2-11; tahun B - Mark
1:1-8; Yoh 1:6-8, 19-28; tahun C - Luk 3:1-6; 3:10-18). Pada Mingu ke
IV perhatian kita ditujukan pada kelahiran Kristus dengan merenungkan
peristiwa-peristiwa yang membimbing kita kearah itu dan juga pada
tokoh-tokoh yang tersangkut di dalamnya (tahun A - Mat 1:18-25; tahun
b - Luk 1:26-38; tahun C - Luk 1:39-44).

Bacaan Perjanjian Lama terutama diambil dari nubuat mesianik Yesaya,
yang mengingatkan kita kepada sejarah penyelamatan yang panjang, yang
berakar pada janji-janji yang diberikan Allah kepada umat Israel.
Bacaan Perjanjian Baru, yang diambil dari surat-surat, sejalan dengan
tema mingguan dari bacaan Injil dan Perjanjian Lama.

Sabda Allah dengan jelas berbicara kepada kita selama masa Adven.
Dengarkanlah baik-baik supaya anda siap menyambut Sabda yang menjadi
manusia pada hari pesta penjelmaanNya. Dan dengarkan sabda itu yang
diucapkan tepat pada waktunya, supaya anda siap mendengarnya lagi pada
akhir zaman: "Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah
Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." (Mat
25:34).


Tidak ada komentar: